Kehadiran media sosial bisa dibilang cukup mengalami pergerakan yang tidak menentu, terkadang ada pemain baru yang cepat mencuri perhatian netizen dan marak diperbincangkan hingga menempati urutan teratas pada masanya namun hal tersebut kemudian cepat pula dilupakan. Sebut saja salah satunya Path yang sempat digandrungi di Indonesia sebagai salah satu media sosial yang menyajikan fitur share location dengan memposting lokasi dimana kita berada saat beraktifitas diluar ruangan. Lantas saat ini Path mulai ditinggalkan. Ada juga Myspace yang dulunya menjadi sarang bagi para netizen untuk membuat profil yang benar-benar bisa disesuai karakter.
Di antara banyaknya media sosial yang pamornya naik-turun, ada yang memilih menutup aplikasi mereka namun ada juga yang tetap lanjut walau penggunanya menurun dan bahkan kini mulai ditinggalkan penggunanya, sehingga kesannya seperti hidup segan mati pun tak hendak. Berikut beberapa media sosial yang mengalami Up and Down dalam beberapa tahun belakangan ini.
- Path
Sekitar tahun 2012 hingga 2014, Path menjadi salah satu media sosial paling populer di kancah global. Hingga kini sebenarnya masih banyak yang menggunakan Path di Indonesia, meski tak seaktif dulu. Keunggulan Path mulanya terletak pada keterbatasan teman yang hanya menampung 50 orang. Kemudian batasnya diperlebar menjadi 150 dan akhirnya tak ada batas sama sekali. Beberapa kasus terkait privasi pengguna pun membuat popularitas Path turun. Salah satunya fakta bahwa Path diam-diam bisa mengakses dan menyimpan kontak telepon pengguna tanpa permisi.
- MySpace
Sebelum Facebook menjadi sepopuler sekarang, Myspace adalah media sosial dengan basis pengguna terbesar seantero ranah maya. Diluncurkan pada 2003, Myspace menjadi pesaing terberat Friendster. Keunggulannya terletak pada kemampuan memodifikasi profil sesuai karakter, dengan latar belakang musik sesuai pilihan pengguna dan ragam GIF yang menggemaskan. Saat ini Myspace masih hidup, tetapi terkhusus bagi para pehobi musik dan pop-culture yang tersegmentasi. Pengguna aktif bulanannya sekitar 15 jutaan.
- Yo
Media sosial Yo awalnya dikira sebagai candaan, mengingat tanggal rilisnya bertepatan dengan perayaan April Mop pada 2014 lalu. Mulanya kegunaannya hanya satu, memungkinkan pengguna mengirimkan imbuhan “yo” untuk pengguna lain. Lama-kelamaan fiturnya diperbanyak, mulai dari pembagian lokasi, tautan, hingga berbagi foto. Sejak dirilis, ada tiga juta orang yang mengunduh Yo dan 100 juta “yo” dikirim antar-pengguna. Sekarang media sosial ini masih bisa digunakan, walau tak jelas berapa pengguna aktifnya.